Ketika orang memikirkan kecap, mereka biasanya memikirkan masakan Cina atau Jepang. Namun, yang belum diketahui kebanyakan orang adalah bahwa Korea juga memiliki kecapnya sendiri. Faktanya, kecap ini memiliki banyak jenis, masing-masing memiliki perbedaan uniknya sendiri.
Di Korea, kecap dikenal dengan nama ganjang. Muncul dalam tiga jenis utama: joseon ganjang, yangjo ganjang, dan jin ganjang. Joseon ganjang adalah kecap yang sederhana dan serbaguna; yangjo ganjang lebih manis dan mengandung gandum; dan jin ganjang dibuat khusus menggunakan protein kedelai terhidrolisis.
Kecap Korea memang unik, namun bisa juga digunakan pada berbagai masakan lain selain masakan Korea. Ini dapat menambah rasa umami pada telur orak-arik atau digunakan untuk membuat gigitan steak kedelai yang lengket. Menambahkan kecap asin ke dalam acar mentimun juga dapat meningkatkan kualitasnya. Masing-masing dari ketiga varietas ganjang tersebut akan membawa ciri khas tersendiri pada masakan yang digunakannya.
Joseon, Yangjo, dan Jin Ganjang
Joseon ganjang, yang kadang-kadang dikenal sebagai guk-ganjang atau kecap sup, adalah kecap yang lebih umum dari ketiga jenis kecap tersebut. Daftar bahannya juga paling sederhana dan lugas, hanya terdiri dari kedelai, air, dan garam. Hasilnya, rasanya lebih kuat dibandingkan tiga lainnya.
Yangjo ganjang berbeda karena mengandung beras atau gandum sebagai bahannya. Ini juga memiliki tambahan ragi dan membutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk berfermentasi sepenuhnya. Yangjo ganjang memiliki rasa yang lebih manis dan biasanya digunakan untuk mengasinkan daging, tetapi juga dapat digunakan untuk mencelupkan atau dengan cara apa pun yang digunakan Joseon ganjang. Namun, harganya juga dikenal lebih mahal untuk menyamai kualitasnya yang lebih tinggi.
Yang terakhir, jin ganjang adalah kecap yang diproduksi secara kimia yang dibuat dengan menggabungkan yangjo ganjang dan kecap terhidrolisis asam. Ini adalah kecap kualitas rendah, sehingga lebih murah dibandingkan dua kecap lainnya. Kecap ini dianggap sebagai jenis kecap yang berbeda, bukan karena rasanya karena rasanya yang relatif sama, namun karena kecap tersebut diproses dan diproduksi dengan cara tertentu. Protein kedelai terhidrolisis yang digunakan dalam jin ganjang dibuat secara buatan dan bukan difermentasi secara alami dan secara khusus unik untuk pembuatannya.