Bagaimana Es Krim Disajikan Sebelum Cone Diciptakan

Cone es krim modern merupakan simbol nostalgia dan kegembiraan yang umum sehingga sulit membayangkan dunia tanpanya. Namun, sebelum tahun 1904, penggemar es krim tidak punya banyak pilihan selain menggunakan wadah lain, karena cone wafel yang ikonik belum ditemukan. Bangsa Persia kuno memecahkan masalah ini dengan mengonsumsi “sherbat” rasa buah (leluhur serbat modern) dari mangkuk, seperti yang dilakukan Raja Charles II dari Inggris pada tahun 1671, ketika ia mencicipi es krim yang terinspirasi oleh makanan penutup beku Prancis dan Italia.

Iklan

Seiring dengan kemajuan teknologi, ketersediaan es krim pun ikut berkembang. Pada akhir abad ke-18, kedai es krim telah tersebar di seluruh London, Inggris, menyajikan hidangan penutup yang sedang tren ini dalam berbagai rasa, termasuk melati, pir, kacang pinus, dan labu. Era ini juga menyaksikan penemuan cetakan es krim berbentuk mawar, lobster, dan nanas yang realistis. Bahkan ada cetakan berbentuk lilin yang dilengkapi sumbu yang dapat dinyalakan sebentar setelah hidangan penutup disajikan.

Gelas logam bertangkai juga merupakan wadah es krim yang populer pada masa itu, dan karya seni dari era tersebut menggambarkan orang-orang menikmati es krim dari gelas ini menggunakan salah satu dari dua metode. Metode pertama menggunakan peralatan yang bisa berupa sendok atau garpu es krim era Victoria. Metode kedua melibatkan memegang gelas pada tangkainya dan menjilati es krim langsung dari gelas, mirip dengan menggunakan es krim cone modern — meskipun, tentu saja, wadah ini tidak dapat dimakan.

Iklan

Bagaimana orang-orang Victoria menikmati es krim untuk dibawa pulang (dan bagaimana hal itu menjadi ilegal)

Meskipun pada abad ke-19 orang-orang gemar membuat wadah es krim yang cantik dan cita rasa yang lezat, hidangan penutup ini memiliki sisi gelap. Sementara kalangan atas menikmati es krim di rumah-rumah pribadi dan tempat-tempat makan mewah, kalangan bawah mengandalkan pedagang kaki lima untuk menikmati sedikit sajian populer ini. Hal ini menyebabkan popularitas dan akhirnya kejatuhan dari penny lick yang terkenal itu.

Iklan

Untuk membuat penny lick, pedagang kaki lima menyendokkan sedikit es krim ke dalam gelas kaca beralas tebal dengan cekungan dangkal di bagian tengah. Pelanggan kemudian menjilati es krim dari cekungan dan mengembalikan gelas tersebut. Penjual kemudian mengisi ulang gelas yang sama dan menyerahkannya kepada pelanggan lain tanpa perlu membilas atau mengelapnya.

Meskipun orang-orang Victoria tidak memiliki konsep teori kuman, mereka segera menghubungkan penjualan es krim penny lick dengan penyebaran penyakit seperti kolera dan tuberkulosis, yang pada akhirnya menyebabkan pelarangan camilan kecil yang berbahaya ini pada tahun 1899. Tanpa gentar, pedagang kaki lima di London mulai meniru pedagang kaki lima di Italia dengan menjajakan “hokey-pokey” dalam bungkus kertas. Praktik ini mengurangi penyebaran penyakit, sehingga masyarakat kelas bawah di London dapat kembali menikmati camilan dingin di hari yang panas.

Iklan

Wadah es krim yang dapat dimakan yang ada sebelum kerucut

Kertas mungkin lebih higienis daripada cangkir penny lick, tetapi itu bukanlah cara yang paling kokoh untuk mengangkut es krim yang meleleh. Karena minat terhadap es krim hokey-pokey yang dibungkus kertas mulai memudar pada awal tahun 1900-an, penjual es krim mulai bereksperimen dengan wadah yang dapat dimakan. Cikal bakal cone modern termasuk es krim keras berbentuk kotak yang dijepit di antara dua wafer — cikal bakal es krim sandwich masa kini — dan berbagai cangkir dan mangkuk yang dibentuk dari adonan biskuit atau kue kering.

Iklan

Ide ini menjadi sangat populer sehingga mitra pembuat es krim Antonio Valvona dan Italo Marchiony mengajukan paten pada tahun 1902 dan 1903 untuk dua peralatan berbeda untuk membuat cangkir es krim yang dapat dimakan. Penemuan ini dirancang untuk membuat beberapa cangkir yang seragam sekaligus, memastikan setiap pelanggan menerima jumlah es krim yang sama. Namun, wadah yang dapat dimakan ini dan wadah yang dapat dimakan lainnya cenderung menjadi lembek dan bocor saat es krim mencair. Tidak mengherankan wadah ini ditinggalkan saat kerucut wafel muncul selama Pameran Dunia 1904.

Pada akhirnya, cone wafel bertahan bukan hanya karena obsesi Amerika dengan wafel, tetapi juga karena ia mengungguli alternatif yang dapat dimakan. Resep adonannya relatif sederhana, dapat dibentuk menjadi cone dengan cepat dan mudah, dan dapat menahan berat dan kelembapan es krim lebih lama daripada kompetitor. Hal ini mengukuhkan tempatnya dalam semangat budaya — sedemikian rupa sehingga kita terus menciptakan berbagai cara untuk menggunakan cone es krim agar lebih sering menikmatinya.

Iklan