Mengapa Apel Dan Madu Merupakan Camilan Klasik Di Rosh Hashanah

Rosh Hashanah sangat mendalami tradisi kuliner, dan salah satu tradisi penting yang melibatkan serangkaian makanan simbolis yang dikenal sebagai simanim. Ini termasuk buah delima yang melambangkan kelimpahan, kurma yang melambangkan akhir dari musuh, dan kepala. Ini bisa berarti kepala binatang, seperti domba, atau kepala kubis atau bawang putih, dan melambangkan tujuan menjadi pemimpin, bukan pengikut. Sebagian besar makanan ini memperoleh sifat simbolisnya dari nama Ibraninya. Misalnya, kata Ibrani untuk tanggal terdengar seperti kata kerja “mengakhiri”. Namun ada satu makanan Rosh Hashanah yang simbolismenya tidak terikat pada sebuah nama, dan bisa dibilang ini adalah makanan terpenting dari sekian banyak suguhan hari raya: Apel dan madu.

Secara dangkal, apel yang dicelupkan ke dalam madu melambangkan keinginan untuk tahun baru yang manis, namun simbolismenya jauh lebih dalam dari itu. Madu dikaitkan dengan manna, makanan yang bersifat misterius dan magis yang menopang bangsa Israel selama Eksodus mereka dari Mesir; Taurat menggambarkan manna rasanya seperti madu. Pilihan ini juga bersifat praktis, karena madu merupakan pemanis dominan dalam makanan orang Israel. Gula, yang berasal dari New Guinea, tidak mereka kenal. Madu juga digunakan di Rosh Hashanah untuk mencelupkan roti challah, tetapi apel memiliki arti tersendiri.

Peran apel di Rosh Hashanah

Apel bersifat simbolis karena berbagai alasan. Sebagai permulaan, mereka adalah kunci kisah Yakub. Sebagaimana diceritakan dalam Talmud dan Midrash, Yakub membawa aroma Taman Eden, dan baunya seperti apel. Beberapa aliran pemikiran Yahudi bahkan menyebut Eden sebagai Kebun Apel Suci. Ada juga tradisi Rosh Hashanah memakan buah baru, artinya buah yang belum pernah dimakan sebelumnya pada tahun itu. Apel secara tradisional dipanen pada musim gugur, artinya apel tersebut masih baru pada masa Rosh Hashanah. Signifikansi ini semakin diperkuat dengan Kidung Agung, yang memuji pohon apel sebagai salah satu anggota hutan yang unik, sama seperti orang-orang Yahudi yang unik. Memang benar, pohon apel manis jarang ditemukan, karena sebagian besar menghasilkan apel kepiting yang tidak enak.

Meskipun bukan aturan ketat, memakan varietas apel manis di Rosh Hashanah merupakan tradisi, sesuai dengan tema umum tahun manis yang akan datang. Varietas asam seperti Granny Smith, atau bahkan yang seimbang seperti apel Cosmic Crisp yang tangguh, tidak disukai untuk suguhan ini. Sebaliknya, varietas apel yang manis adalah pilihan apel, yang sering kali ditandai dengan kulit yang sangat merah. Apel Fuji cocok untuk acara ini, tetapi Anda juga bisa menikmati madu dengan apel Red Delicious, McIntosh, atau Gala.