Mengapa Makanan Dingin Membutuhkan Lebih Banyak Bumbu Dibandingkan Makanan Panas

Berbagai faktor yang kompleks memengaruhi cara kita memandang makanan. Masukan sensorik seperti bau, penampilan, dan rasa semuanya memengaruhi pengalaman makan. Faktor lain yang juga relevan — tetapi sering kali diabaikan — adalah suhu makanan. Hidangan dingin memerlukan lebih banyak bumbu, semua karena cara kerja langit-langit mulut kita.

Iklan

Suhu memiliki efek yang sangat kuat pada cara kita merasakan rasa. Peneliti dari Universitas Katholieke Leuven di Belgia menunjukkan bahwa saat makanan memanas, lidah kita jauh lebih mampu merasakan rasa. Efeknya cukup kuat: Mengonsumsi sesuatu dari hangat menjadi panas akan meningkatkan kepekaan hingga ratusan kali lipat. Kemudian, setelah mencapai titik yang sangat panas, efeknya akan berkurang, itulah sebabnya memakan makanan yang sangat panas merupakan kesalahan.

Maka, tidak mengherankan jika praktik membumbui hidangan dingin dengan kuat merupakan teknik yang sudah mapan di kalangan koki. Saat menjelaskan sup dingin favoritnya, misalnya, Julia Child menyarankan untuk menambahkan garam secukupnya untuk mendapatkan cita rasa yang kuat. Teruskan anjuran tersebut untuk memastikan cita rasa Anda tidak hambar.

Iklan

Lidah merasakan lebih sedikit rasa pada suhu rendah

Hubungan antara kuncup pengecap dan otak adalah hubungan yang rumit, dan masih menjadi subjek penelitian yang sedang berlangsung. Makanan dapat mengandung bahan-bahan yang sama persis, tetapi persepsi pengunjung terhadapnya dapat sangat berbeda jika disajikan pada suhu yang berbeda. Mengapa demikian? Ada beberapa hipotesis. Beberapa ilmuwan berpikir kecenderungan kita untuk makanan panas berasal dari evolusi. Setelah sesuatu dimasak, itu lebih mudah dicerna, dan nutrisi seperti protein menjadi lebih tersedia. Juga lebih sedikit mengunyah yang terlibat. Manusia purba yang makan makanan panas mungkin memiliki keunggulan dalam bertahan hidup, dan hidup untuk mewariskan gen pecinta makanan panas mereka. Penelitian juga menunjukkan bahwa makanan panas menekan nafsu makan lebih lama.

Iklan

Namun, di balik semua ini, ada fakta sederhana bahwa makanan panas mengeluarkan lebih banyak bau ke udara. Hal ini menarik orang-orang di sekitar, dan juga meningkatkan rasa makanan. Ini bukan berarti mengabaikan potensi hidangan dingin, tetapi harus diakui bahwa makanan dingin memiliki efek yang merugikan pada sistem saraf. Bagi otak kita, makanan panas berarti kepuasan.

Membumbui makanan dengan garam sangatlah penting

Saat menyiapkan makanan dingin — misalnya, semangkuk sup dingin, hidangan mi yang menyegarkan, atau salad dingin — Anda perlu mempertimbangkan bagaimana rasanya akan berkurang karena suhunya. Untungnya, ini tidak sulit dilakukan. Cukup tambahkan sedikit bumbu lebih banyak dari yang biasanya Anda tambahkan untuk mengimbangi suhu yang lebih rendah, dan pastikan untuk membumbui setiap langkahnya.

Iklan

Penekanan khusus juga harus diberikan pada garam, karena kekurangan garam akan merusak hidangan Anda. Penelitian yang dipublikasikan di Nature menunjukkan sifat garam yang menakjubkan: garam dapat menyaring rasa pahit yang tidak enak sambil tetap menonjolkan rasa manis. Garam juga penting untuk kesehatan kita (dan sebagian besar hewan). Jelas, garam merupakan tambahan yang sangat penting untuk makanan, tetapi ini terutama berlaku saat makanan tersebut didinginkan. Garam dalam jumlah yang cukup memastikan rasa yang kuat; garam menonjolkan setiap rasa manis, asam, lembut, dan apa pun yang lain. Intinya, jika Anda ingin makanan dingin Anda terasa lebih seperti aslinya, tambahkan garam.