Selama bertahun-tahun alternatif daging semakin populer. Antara campuran Daging Impossible, Beyond Meat, tahu, tempe, dan sayuran, kini semakin mudah untuk menemukan pilihan vegetarian baik untuk masakan rumah maupun di restoran. Namun ada satu alternatif daging yang telah ada selama beberapa generasi – yang sebenarnya dipuji karena memiliki tekstur yang lebih mirip daging dibandingkan pilihan lainnya – yang sering diabaikan: seitan.
Seitan (diucapkan “say-tan”) telah ada sejak lama, sekitar 1.520-an tahun. Alternatif daging, yang awalnya dibuat oleh biksu vegetarian vegetarian di Tiongkok, terbuat dari gluten gandum dan air (dalam bentuk paling sederhana). Tentu saja, Anda dapat menambahkan rasa tergantung selera yang Anda inginkan, tetapi daya tarik utama seitan adalah teksturnya, yang berasal dari cara pembuatannya yang unik. Umumnya gluten dicampur dengan bahan basah hingga membentuk adonan kenyal, yang diuleni lalu dibagi menjadi bentuk yang diinginkan (potongan, tender, steak, dll.) dan dimasukkan ke dalam kaldu yang mendidih. Potongannya direbus untuk mendapatkan rasa kaldu dan mengembangkan tekstur daging sepenuhnya.
Setelah seitan dibuat, seitan dapat dimasak menggunakan berbagai metode yang mirip dengan dagingnya, dan teksturnya yang kenyal dan besar berarti ia memiliki gigitan yang memuaskan yang sering kali tidak dimiliki oleh pengganti daging lainnya. Baik jika disajikan sebagai menu utama dalam bentuk steak atau digunakan dalam fajitas atau dengan beragam saus, daging akan bersinar di mana pun Anda menggunakan daging.
Mengapa seitan merupakan alternatif daging yang baik?
Alternatif daging lainnya, seperti tahu dan tempe, dipuji karena kemampuannya dalam menyerap rasa apa pun. Tahu dan tempe juga mengandung protein tingkat tinggi dan nutrisi lain (seperti zat besi dan magnesium) sekaligus menurunkan kadar lemak jenuh dan kolesterol. Jadi mengapa ada orang yang memilih seitan daripada pilihan lain ini?
Seitan masih cukup bergizi (rendah kalori, lemak, dan karbohidrat, serta tinggi protein), namun perbedaan nyata antara makanan ini terletak pada teksturnya. Tahu yang terbuat dari kedelai memiliki berbagai tekstur, mulai dari sutra hingga super keras. Yang pertama mirip dengan feta atau keju lunak, sedangkan keju super keras adalah satu-satunya jenis yang oleh beberapa orang digambarkan sebagai “seperti daging”. Tempe yang juga terbuat dari kedelai ini memiliki tekstur yang padat dan hampir keras. Namun seitan memiliki tekstur yang digambarkan sangat mirip dengan daging; potongannya yang pucat dan mengandung gluten memiliki tampilan dan rasa seperti tali, dan kandungannya yang membuatnya memuaskan untuk dikunyah. Tergantung pada bagaimana Anda membentuk seitan sebelum merebusnya, Anda dapat memperkirakan jenis daging yang berbeda.
Seitan bisa menjadi alternatif yang baik untuk hal-hal seperti tender ayam atau steak vegetarian yang berair, dan juga dapat digunakan dalam tumisan, hidangan masala, atau bahkan peniru Olive Garden alfredo. Jika Anda masih baru dalam perjalanan vegetarian, atau jika Anda sudah lama menjalaninya dan sangat rindu makan daging, seitan adalah pilihan terbaik Anda.