Sepertinya hampir setiap budaya memiliki hidangan adonan isi — empanada, gyoza, samosa, pangsit, pierogi, ravioli, dan masih banyak lagi. Jika ada satu makanan enak yang akan diciptakan orang, itu adalah cangkang lembut atau renyah yang diisi daging atau sayuran. Namun, ada dua yang memiliki banyak kesamaan: pierogi dan ravioli.
Kedua masakan tersebut dimulai dengan cara yang sama, yaitu menggunakan adonan tepung yang digulung rata lalu diisi dengan berbagai bahan. Jika dilihat dari detailnya, perbedaannya menjadi lebih terlihat, karena pangsitnya berasal dari belahan dunia yang berbeda dan gaya kulinernya berbeda. Pierogi berasal dari Eropa Timur, paling populer dimakan di Polandia dan Ukraina. Meskipun umum dinikmati di Amerika Serikat, ravioli berasal dari Italia. Pierogi memiliki bentuk setengah oval sedangkan ravioli biasanya berbentuk lingkaran atau persegi. Kedua hidangan tersebut berusia ratusan tahun dan masih menjadi bagian penting dari masakan masing-masing hingga saat ini. Tapi apa yang membuat pierog menjadi pierog, atau raviolo menjadi raviolo? Perbedaan utamanya terletak pada isiannya.
Pierogi memiliki dua bahan unik
Berbeda dengan ravioli, pierogi sering kali menyajikan isian kentang tumbuk yang keju. Hidangan Slavia ini biasanya mengandung krim asam, baik disajikan di atas atau digunakan sebagai bahan rahasia kentang tumbuk untuk meningkatkan rasa. Bahan kedua yang membuat pierogi menonjol adalah pilihan isian keju di dalamnya. Pierogi terasa paling enak dengan keju yang lebih tajam seperti cheddar dan secara tradisional dibuat dengan keju petani Polandia, yang dikenal sebagai twaróg, yang memiliki rasa asam dan lembut yang cocok dengan bahan manis dan gurih. Pilihan isian tak terduga yang membedakan pierogi dari hidangan pucat serupa adalah terkadang pierogi diisi dengan buah-buahan, seperti blueberry, sehingga menghasilkan semacam pangsit pencuci mulut. Bahan umum lainnya termasuk bawang bombay, daging cincang (seringkali daging babi), jamur, dan kubis.
Basis adonannya juga bisa berbeda dengan ravioli. Alih-alih memecahkan telur ke dalam adonan, juru masak Polandia sering kali membuat adonan pierogi hanya dengan minyak, air, garam, dan tepung. Adonan tersebut kemudian dilipat dan dijepit dengan tangan atau garpu untuk menyegel bahan di dalamnya. Perbedaan lain antara pierogi dan pasta isi Italia adalah karena pierogi sering digoreng, tidak hanya direbus, sehingga mirip dengan potsticker.
Ravioli sejajar dengan pasta Italia serupa
Meskipun ravioli tersedia dalam banyak variasi, sering kali dibuat dengan keju dan bahan-bahan Mediterania seperti tomat, bayam, jamur, dan terkadang daging. Berbeda dengan pierogi, pierogi mengandung keju yang lebih lembut seperti ricotta, parmesan, mozzarella, atau provolone. Orang juga biasanya memadukan pasta ini dengan saus, daripada mencelupkan masing-masing bagian ke dalamnya satu per satu. Ravioli labu cocok dipadukan dengan saus mentega, sedangkan saus krim atau tomat cocok untuk ravioli bayam-ricotta. Resep lama menyarankan agar tomat disajikan dalam kaldu sebelum tomat mencapai Italia pada abad ke-16.
Ravioli dibuat dengan adonan yang sama seperti kebanyakan pasta Italia lainnya, dengan campuran telur dan tepung. Adonan diisi, disegel, dan kemudian dipisahkan menjadi raviolo individu dengan pemotong pasta bergulir untuk memberikan masing-masing tepi tajam yang ikonik. Ravioli biasanya disajikan dengan cara direbus, jarang digoreng. Meskipun ravioli dan pierogi terkadang terlihat hampir sama, keduanya mewakili cita rasa unik dan teknik memasak budaya mereka — dan masing-masing layak mendapat tempat khusus di piring Anda.